Sabtu, 18 September 2010

Idul Fitri 1431 H



Bismillahirahmaanirrahim....
(Sudah lama sekali tidak pernah mengisi blog. Setahun lebih...... Mungkin karena terlalu asyik di akun FB sehingga lupa mengelola blog keluargaku tercinta ini).

1 Syawal 1431 H -mengikuti tradisi keluarga kecilku- kami mudik ke kampung ayah di Muara Aman, kabupaten Lebong, Bengkulu.
Kampung ayah terletak di lembah antara gunung-gunung yang membentuk bukit Barisan di sebelah selatan pulau Sumatera. Terkurung gunung, kabupaten baru ini masih merupakan salah satu kabupaten tertinggal di propinsi Bengkulu.
Memiliki pemandangan yang sangat indah karena lembahnya terkurung penuh oleh gunung-gunung di sekitarnya, persis seperti dasar mangkok yang kaya dengan tempat-tempat indah berupa danau, air terjun, bendungan, sungai berbatu dan berpasir putih, serta bentangan sawah yang membuat hati berdebar saat memandangnya.
Lebong memiliki bumi yang subur makmur namun belum terkelola dengan baik. Sumber panas bumi, tambang emas yang dulu diburu penjajah Inggris, tanah yang subur, sumber air yang berlimpah baik air terjun, mata air super jernih maupun sumber air panas.... Sungguh, Lebong seperti gadis cantik yang tidak pernah merawat diri, kumuh dan tak terurus. Seandainya saja Lebong mau sedikit berdandan, maka keindahan itu akan tersebar ke seantero negeri....

Salah satu tempat wisata yang kami kunjungi saat lebaran tahun ini adalah Ulau Dues, sebuah sungai yang memiliki riwayat bersejarah. Di hari libur, sungai berair deras ini banyak dikunjungi wisatawan domestik. Ada yang sekedar ingin bermain atau berenang, ada juga yang mengadakan doa untuk hajat tertentu. Hal ini banyak dilakukan masyarakat setempat karena tempat ini merupakan tempat salah seorang Raja Lebong mengucapkan sumpah........

Acara mudik pertama diisi dengan mengunjungi makam kedua orang tua ayah : Alm. Bapak Muhammad Yatam dan Almh. Ibunda Zahara, juga anak kami tercinta Alm. Emir Ibrahim qawiy Siam yang wafat 7 tahun lalu dalam usianya yang ke-6. Emir adalah belahan hati kami yang mengisi hidup singkatnya dengan banyak kenangan indah untuk kami. Emir pula yang selalu membuat kami ingin kembali ke Muara Aman. Disini dia telah memilih rumah abadinya, maka kami akan selalu kembali dan kembali untuk mengunjunginya....
Makam Emir bersebelahan dengan makam kakeknya. Terletak di sebuah bukit di kelokan jalan Desa Talang Ulu. Dari makamnya kita dapat melihat keindahan lembah desa Muara Aman yang diisi dengan bentangan sawah dan pemukiman penduduk, pemandangan yang luar biasa indah, yang dipilih Emir sebagai tempat peristirahatan panjangnya..... Dari makamnya pula kita dapat melihat salah satu gunung Bukit Barisan yang memiliki air terjun yang tak pernah kering. Air terjun itu demikian besar dan deras sehingga alirannya selalu terlihat seperti bentangan kain putih yang tak pernah berhenti bergerak.....
Hati selalu saja bergetar-getar melihatnya. Subhanallah!!

Selain mengunjungi makam kakek, nenek dan abang Emir, kami juga mengunjungi makam leluhur-leluhur dan keluarga besar kami. Lebaran, selalu saja menyajikan moment yang mengharukan, karena selain bersilaturahim dengan keluarga yang masih ada, kami juga berkesempatan mengunjungi dan mendoakan orang-orang tercinta yang telah meninggalkan kita menghadap Sang Pencipta. Menguatkan kesadaran bahwa suatu saat kita juga akan terbaring di sana, menjadi bagian dari masa lalu bagi anak cucu dan keturunan kita......!

Usai mengunjungi makam orang tua, anak dan kerabat kami segera mengunjungi kaum kerabat. Bermaaf-maafan, menyebarkan kasih sayang..... Acara kunjungan selalu menyenangkan karena dipenuhi suasana riang, makanan khas beraneka ragam yang hanya muncul di hari lebaran, sanak keluarga yang -juga- sebagian besar hanya ketemu saat lebaran, bagi-bagi sedekahan....... Sederhana tapi indah, sesuatu yang mungkin hanya akan jadi sejarah bagi generasi selanjutnya. Mudah2an, ketika aku beranjak tua, anak2 dan cucu2ku masih mau mengunjungiku saat lebaran. Alangkah sepi rasanya kalau hal itu kelak tak dilakukan.....




Sabtu, 25 April 2009

Kakak Ujian Akhir

Rasanya memang sulit jadi orang tua di masa sekarang. Pendidikan, yang tadinya diharapkan menjadi 'ibu asuh" yang mampu membimbing anak-anak menjadi berpengetahuan, kuat dan mandiri ternyata malah menyodorkan banyak permasalahan yang membuat peran orang tua menjadi terasa lebih berat. Pendidikan, yang seharusnya bisa menjadikan setiap orang tua merasa lebih yakin dan aman justru membuat hidup menjadi jarang 'melegakan'......!!

Semestinya sekolah menjadi masa-masa yang menyenangkan bagi anak-anak, masa-masa dimana mereka bisa mengeksplorasi rasa ingin tahu, bakat dan kemampuan mereka untuk mengumpulkan 'kebisaan' yang akan menjadikan mereka berketerampilan hidup di masa depan, ternyata malah menjebak mereka pada ketentuan yang menjadikan mereka harus jadi 'manusia seragam'.....

Kapan ada saat dimana setiap individu anak dihargai berdasarkan kemampuan personalnya? Bukan berdasarkan nilai UN yang sama sekali tidak mencerminkan penghargaan terhadap bakat mereka masing2? Maju dan teruslah berusaha Nak..... jangan takut salah!

Kamis, 05 Februari 2009

Adek bantu Ayuk melipat baju

Pagi hari, bila ayah dan mamah sudah pergi kerja, kakak dan abang pergi sekolah, tinggallah adek di rumah sama Ayuk. Kadang adek main ke rumah teman di sebelah, atau nonton film kartun di TV dan kaset CD. Kadang main sepeda sendirian di pekarangan sampai bosan...... atau nemenin Ayuk cuci piring, cuci baju atau beres2 rumah..... tapi kalau beres2 rumah sih,
seringnya Adek bikin rumah tambah berantakan, jadi Ayuk suruh Adek main aja, supaya Ayuk bisa cepet kerjanya.

Setelah siang adek makan siang dan minum susu... trus nemenin Ayuk setrika baju. Daripada Adek bikin baju-baju yang sudah disetrika jadi berantakan lagi, biasanya Ayuk ngasih Adek tugas melipat baju, baju-baju semuanya jadi rapi dan Ayuk kerjanya tidak terganggu. Bagus kan? sebagai upahnya kadang2 Ayuk beliin Adek permen, atau sekali-sekali kalau ada tukang bakso lewat, hadiahnya boleh beli bakso..... Adek memang anak yang baik dan rajin.

Kamis, 22 Januari 2009

Selamat Ulang Tahun Kak........!!!!



Hari ini Kamis tanggal 22 Januari 2009, sulung kami tercinta, Ilma Aflah Siam berulang tahun. Hari ini Kakak genap berusia 14 tahun. Doa mamah, ayah, abang dan ade, semoga Kakak semakin dewasa, pintar, soleh, rajin dan baik hati.
Mohon maaf tidak ada pesta atau kado ulang tahununtuk Kakak, mamah dan ayah hanya bisa mendoakan Kakak semoga menjadi anak yang solehah dan muttaqien, yang dicintai dan diridloi Allah SWT, kuat, mandiri, pemberani, serta dapat menjadi Rahmatan Lil 'Alamin bagi apapun dan siapapun yang ada di sekitar Kakak, kapanpun dan dimanapun Kakak berada. Semoga Kakak dijauhkan dari segala kemaksiatan dan kesia-siaan hidup. Amin

Jumat, 16 Januari 2009

SULTHAN BERENANG.....!

Akhir tahun 2008, pasca hari raya Idul Adha, banyak sekali saudara di kampung ayah yang melaksanakan hajatan pernikahan, undangan sepertinya datang hampir tiap minggu. Karena kesibukan kerja di ahir tahun, kami tidak sempat pulang untuk menghadiri beberapa undangan.
Tapi di awal tahun 2009, ada sedikit waktu ayah untuk pulang kampung dan menghadiri pernikahan salah satu keponakannya, kebetulan keponakan yang menikah masih terbilang kerabat dekat.

Pesta di kampung tidak sama dengan pesta di kota yang serba praktis dan ekonomis. Di kampung pesta pernikahan dimulai sejak H-2. Kesibukan membuat rumah penyelenggara pesta tak pernah sepi dari kaum kerabat, baik yang datang untuk memberikan selamat maupun untuk membantu hajatan, dan itu berlangsung sampai larut malam. Tak jarang pelaksana hajatan jatuh sakit kelelahan setelah ritual pesta usai dilaksanakan....

Kami tentu juga ikut merasakan lelah menghadiri hajatan yang begitu meriah, untunglah setelah usai, kami masih bisa menyempatkan diri mampir ke rumah uwak. Uwak memiliki kolam ikan yang sangat luas seperti danau dengan air yang sangat jernih. Di kolam itu uwak memelihara banyak ikan, sehingga Nuh bisa memancing dengan riang. Sementara Sulthan memanfaatkan pinggiran kolam untuk berenang, tentu saja dengan gaya gedebak-gedebuk sehingga air kolam menjadi keruh.... tidak apa-apa karena setelah berenang, Sulthan bisa mandi di pancuran bambu yang airnya super jernih dan dingin! Brrrr.....

Kamis, 18 Desember 2008

Ayah Wisuda (Akhirnya.....!!!)

Setelah pontang panting lebih 2 tahun, Alhamdulillah, akhirnya ayah wisuda juga. Wah.... lega ya yah, seperti nyampai di puncak gunung setelah lama mendaki dengan beban berat nangkring di punggung, hehehe.
Sementara istirahat dulu deh Yah.... jangan berani-berani ambil S3 dulu, nanti ayah teler lagi. Apalagi dengan usia ayah yang mulai menuju uzur, daya fikir ayah semakin melemah. Jadi beristirahat dalam beberapa tahun kayaknya bisa membuat fikiran ayah fresh lagi, ibarat nge-charge batere deh Yah.

Tapi bagaimanapun, kami sangat bangga dengan ayah. Ayah selalu tak surut langkah dalam berjuang... mudah2an kami kelak juga bisa seperti ayah. Selamat ya Yah..... nama ayah sekarang tambah panjang ya!


Salam bangga dan hormat kami :
Ilma, Nuh, Sulthan, dan Mamah.

Jumat, 17 Oktober 2008

Mandi Hujan......!

Sehari sebelum Idul Fitri 1429 H, hujan turun deras di kota Bengkulu. Setelah berhari-hari awan mendung tebal bergantung di langit kota Bengkulu dan membuat udara menjadi terasa sangat panas dan lembab, maka hujan deras yang turun selasa siang itu terasa sangat menyegarkan....

Hujan menjadi rejeki bagi kami di hari terakhir shaum, juga bagi petani yang telah lama menunggu langit menyiramkan air penuh berkah di atas tanah-tanah garapannya, juga bagi anak-anak kami.... hujan deras adalah waktu untuk menikmati dan mengeksplorasi kesenangan masa kecil mereka : mandi hujan!



Lihatlah Sulthan yang begitu riang gembira, padahal pagi hari sebelumnya dia terbangun dengan badan demam karena pilek, tapi mandi hujan siang itu membuat pileknya kabur dan rasa riangnya terlepaskan...... Berlarian kesana kemari menyambut turunnya air deras dari langit membuatnya bisa tidur nyenyak malam hari dan menggiatkan sistem immunitas di tubuhnya, sehingga esoknya dia dapat bangun dan mengikuti Sholat Ied dalam keadaan sudah sehat kembali