Kamis, 18 Desember 2008

Ayah Wisuda (Akhirnya.....!!!)

Setelah pontang panting lebih 2 tahun, Alhamdulillah, akhirnya ayah wisuda juga. Wah.... lega ya yah, seperti nyampai di puncak gunung setelah lama mendaki dengan beban berat nangkring di punggung, hehehe.
Sementara istirahat dulu deh Yah.... jangan berani-berani ambil S3 dulu, nanti ayah teler lagi. Apalagi dengan usia ayah yang mulai menuju uzur, daya fikir ayah semakin melemah. Jadi beristirahat dalam beberapa tahun kayaknya bisa membuat fikiran ayah fresh lagi, ibarat nge-charge batere deh Yah.

Tapi bagaimanapun, kami sangat bangga dengan ayah. Ayah selalu tak surut langkah dalam berjuang... mudah2an kami kelak juga bisa seperti ayah. Selamat ya Yah..... nama ayah sekarang tambah panjang ya!


Salam bangga dan hormat kami :
Ilma, Nuh, Sulthan, dan Mamah.

Jumat, 17 Oktober 2008

Mandi Hujan......!

Sehari sebelum Idul Fitri 1429 H, hujan turun deras di kota Bengkulu. Setelah berhari-hari awan mendung tebal bergantung di langit kota Bengkulu dan membuat udara menjadi terasa sangat panas dan lembab, maka hujan deras yang turun selasa siang itu terasa sangat menyegarkan....

Hujan menjadi rejeki bagi kami di hari terakhir shaum, juga bagi petani yang telah lama menunggu langit menyiramkan air penuh berkah di atas tanah-tanah garapannya, juga bagi anak-anak kami.... hujan deras adalah waktu untuk menikmati dan mengeksplorasi kesenangan masa kecil mereka : mandi hujan!



Lihatlah Sulthan yang begitu riang gembira, padahal pagi hari sebelumnya dia terbangun dengan badan demam karena pilek, tapi mandi hujan siang itu membuat pileknya kabur dan rasa riangnya terlepaskan...... Berlarian kesana kemari menyambut turunnya air deras dari langit membuatnya bisa tidur nyenyak malam hari dan menggiatkan sistem immunitas di tubuhnya, sehingga esoknya dia dapat bangun dan mengikuti Sholat Ied dalam keadaan sudah sehat kembali







Selasa, 30 September 2008

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1429 H



Keluarga Mahmud Siam di Bengkulu Mengucapkan :


Taqabalallahu Minna Wa Minkum, Shiyamana Wa Shiyamakum

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1429 H

Minal Aidin Wal Faidzin.

Mohon Maaf Lahir Batin atas segala kesalahan yang Kami sadari maupun tidak

Semoga segala amal ibadah kita sepanjang bulan suci Ramadhan diterima Allah SWT. Amin

Selasa, 16 September 2008

Sulthan Mencuci Piring....!


Di usia empat tahun, Sulthan sudah pandai dan rajin mencuci piring. "Aku menolong mamah....!"
Ayo ibu-ibu, siapa perlu bantuan Sulthan?

Rabu, 27 Agustus 2008

Nuh Mahardhika Matien Siam

Namaku Nuh Mahardhika Matien Siam, putra kedua keluarga Mahmud Siam. Sekarang aku berusia 8 tahun dan duduk di kelas 3 SD Negeri 87 Bengkulu. Dalam hidupku sekarang ini ada dua hal yang aku anggap sangat penting, yaitu Rizki sahabat karibku dan sepedaku. Yang lain rasanya boleh-boleh saja menghilang dari penglihatanku, tapi kalau sehari saja aku tak bertemu Rizki atau tak memegang sepedaku, rasanya hidupku menjadi aneh.....

Aku bertemu Rizki 3 tahun lalu, saat aku baru masuk TK. Waktu itu umurku baru 5 tahun, karena baru pindah dari Medan maka aku merasa sangat asing dengan lingkunganku. Aku mudah panik dan cemas bila kehilangan orang-orang yang kukenal. Karenanya, ketika aku masuk TK, maka aku tidak mengizinkan mamahku pergi dari kelasku sampai bel pulang berbunyi.


Aku tahu, mamah sangat sedih melihatku selalu takut. Dia berusaha membesarkan hatiku dengan selalu mengulang-ngulang kalimat bahwa aku adalah anak lelaki yang harus berani menghadapi hidup. Aku tahu itu mah, tapi waktu itu aku memang tak bisa mengatasi rasa takutku. Karena terlalu sibuk dengan fikiranku, bahkan sampai hampir seminggu di TK aku belum punya teman. Aku tidak tahu anak mana yang bisa kupercaya untuk menjadi temanku.

Pada hari ke tujuh, saat upacara bendera aku tiba-tiba melihat seorang anak berambut panjang, wajahnya lembut seperti perempuan tapi dia memakai celana, bukan rok!
Aku benar-benar takjub, ketika kuamati ternyata dia seorang anak laki-laki. Anak laki-laki berambut panjang? Tiba-tiba saja aku geli, mulanya aku cuma tersenyum, tapi lama-lama aku tak bisa menahan tawaku, apa yang akan ayah bilang bila dia melihat anak itu? Kata ayah, seorang anak laki-laki harus berambut pendek, bahkan gundul kalau tidak mau dibilang kayak perempuan. Tapi sekarang aku melihat seorang anak lelaki berambut panjang....hahaha


Mamah terkejut mendengar aku tertawa. Tapi setelah aku ceritakan dengan berbisik-bisik, akhirnya dia pun tertawa. Orang-orang melihat kami dengan heran, tapi aku dan mamahku tetap saja tertawa karena merasa lucu. Belakangan aku berkenalan dengan anak tersebut, namanya Rizki. Rizki sangat pendiam, walaupun dia tidak penakut, namun ternyata dia juga belum punya teman. Akhirnya kami berteman, Rizki sangat baik dan setia, bila ada temanku yang nakal, maka dia akan membelaku. Akhirnya akupun bersikap sama selalu membelanya. Hingga kini aku dan Rizki bersahabat karib.


Sekarang Rizki tidak lagi berambut panjang, tetapi tetap saja rambutnya lebih panjang dari rambutku yang selalu dipangkas setiap bulan. Pernah sih aku memanjangkan rambut dan meminta dipangkas seperti gaya Rizki, tapi akhirnya aku merasa aneh melihat wajahku sendiri sampai akhirnya aku balik ke tukang pangkas untuk dicukur gundul kembali....... Aku tetap merasa nyaman dengan rambut plontos seperti ayah. Mungkin sudah ciri khas keluarga, tidak bisa dirubah. Yang penting hingga kini aku tetap bersahabat dengan Rizki.....

Jumat, 01 Agustus 2008

Namaku SULTHAN....


Namaku Sulthan, lengkapnya Sulthan Sulaiman Azizi Siam. Aku bungsu dari 3 bersaudara, ayahku Mahmud Siam dan Mamahku Tina Herlina. Aku lahir di Bengkulu bertepatan dengan hari ulang tahun ayahku ke-35, jadi aku berulang tahun bareng sama ayah tanggal 5 Agustus empat tahun yang lalu.


Kata mamah aku cerewet, semua hal ditanya dengan detil. Kadang, mamah sampai bosan dan bingung mencari jawabannya. Habis bagiku, semua hal yang aku temui sangat menarik, aku selalu ingin tahu.
Kalau aku bertanya kenapa aku tidak boleh pergi sekolah, mamah bilang karena aku masih kecil. Lho, kan mamah pernah bilang kalau aku sudah bisa naik sepeda, sudah bisa ke warung Uni sendirian, tidak lari-lari dan kalau disuruh beli telur, telurnya ngga ada yang pecah, itu berarti aku sudah besar. Kok sekarang mamah bilang aku masih kecil, padahal kan aku sudah sering disuruh beli telur sama mamah walau kadang masih juga ada yang pecah....

Kata ayuk juga begitu, aku boleh sekolah di sekolah yang ada ayunannya kalau aku tidak nakal. Aku kan tidak nakal Yu..... Aku sudah bisa mandi sendiri, giginya digosok, kakinya yang kotor disabuni terus pakai handuk sampai kering, terus pakai baju yang sudah disediakan ayuk. Aku juga sudah bisa makan sendirian (walaupun ayuk suka ngomel karena makannya lama),sudah bisa pasang kaset cd sendiri, walaupun kalo ngomong aku masih cedal........ kata mamah tidak apa-apa cedal, orang yang ngomongnya cedal biasanya pintar, bener ngga sih?

Tapi kata ayah, dia bangga sama aku. Soalnya aku pemberani, aku tidak pernah takut! Kalau pergi ke pasar sama mamah pasti aku berani keliling pasar sendirian, tapi mamah suka marah, katanya : 'pegang tangan mamah, ngga boleh lepas, nanti adek hilang' Kok hilang sih mah, adek kan cuman pengen lihat ikan yang masih hidup, atau kaki kambing yang digantung terbalik itu, nanti adek cari mamah deh, pasti ketemu!

Aku suka berantem lho sama ayah, aku tidak takut. Kalau aku kalah dan ayah mengejekku, aku bilang sama ayah : “ nanti kalau adek sebesar ayah, adek tinju ayah, pasti ayah nangis, kapok kan?” Biasanya ayah nangis ketakutan, jadi aku repot membujuknya, susahnya ayah tidak suka permen, jadi kalo aku bujuk mau kasih permen dia tidak mau, dia terus nangis sampai mamah datang, ketahuan deh aku ngancam ayah. Kata mamah jangan suka nakal sama ayah, kasian ayah, dia kan sudah tidak punya mamah...... Yah mamah, masak dia bela ayah sih, ayah kan sudah besar!








Kamis, 31 Juli 2008

Ayah kebanggaan kami.....



Kami bangga dengan ayah......
Walaupun kadang ayah juga suka nyebelin,
tapi ayah selalu hadir untuk kami.
Bila hari hujan deras, ayah menyuruh kami mandi hujan.... Asyiiiik, sementara teman-teman disuruh
masuk rumah bila hujan, kami boleh mandi hujan sepuasnya!
Horeeee....................


Kami juga sering mandi di sungai. Kalau ke kolam uwak, kami boleh mandi di kali sambil mencari ikan-ikan kecil yang jago berenang. Sampai-sampai badan kami penuh lumpur.......... Wah seru banget!
Sementara ayah mengajari kakak mancing, kami bermain sepuasnya di parit kolam sambil mengejar-ngejar kodok atau menangguk ikan kecil. Habis itu kami mandi bersih-bersih di pinggir kolam terus makan ikan bakar masakan uwak yang enak banget.

Oh ya, ini kami saat berenang di Air Putih. Itu adalah nama sebuah sungai di desa kelahiran ayah, Muara Aman. Air Putih ramai dikunjungi masyarakat di hari-hari libur. Selain airnya yang super jernih, disini juga ada sumber air panas. Jadi kami bisa pilih tempat berendam sesuai selera, di air super dingin, dingin, hangat atau panas. Wah kayak kulkas yang hot and cold aja ya...............

Selasa, 29 Juli 2008

Be a Good Moslem....


Salah satu kekhawatiran kami sebagai orang tua adalah takut anak-anak salah melangkah, sehingga perlu rasanya membentengi mereka dengan akhlak mulia sejak dini. Namun apa daya, ketika tugas sebagai orang tua datang, kami nyaris tidak mendapatkan pembekalan yang memadai terlebih dahulu, terutama dalam hal mendidik anak.

Tapi kami meyakini, bahwa anak-anak sebenarnya memiliki frekuensi gelombang untuk belajar yang sangat kuat dan sensitif. Mereka cepat dan kreatif dalam meniru, bahkan terhadap hal-hal yang tidak kita inginkan untuk ditiru. Karena itu kami berfikir, bahwa salah satu cara untuk mendidik mereka dan mendapatkan hasil seperti yang kita inginkan adalah melakukan hal-hal yang kita ingin mereka lakukan, alias memberi contoh...

Jadi ketika kami menginginkan mereka jadi seorang muslim yang baik, maka cara paling efektif adalah dengan menjalani kehidupan sebagai seorang muslim yang baik, ketika kami menginginkan mereka menjadi orang yang sadar ilmu, maka kami sekolah lagi......

Betapapun kami senantiasa menyadari, sebagai orang tua kami masih sangat jauh dari ideal. Tetapi yang terpenting, kami tidak pernah malu untuk terus berusaha dan belajar menjadi orang tua yang baik bagi buah hati kami.


Fishing with my Dad......


Untunglah kami tinggal di Bengkulu. Kami leluasa 'outbond' setiap saat. Masih banyak kolam, sawah, gunung laut, sungai berair jernih tempat kami mendapatkan udara segar, atau sekedar 'melepas' anak-anak berkeliaran dengan riang.

Ini Ilma, sedang asyik belajar memancing dengan ayah. Oh ternyata mudah, saking banyaknya ikan di kolam, sekali lempar kailnya pasti dimakan. Mungkin ikannya pada laper Kak..... jadi maen sambar aja...... Kakak seneng banget bisa mancing di kolam uwak.


Lokasi : Kota Tubei, Kabupaten Lebong.